JOMBANG, rakyatindonesia.com – Para santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan, Jombang, tidak hanya unggul dalam bidang keagamaan, tetapi juga menunjukkan bakat luar biasa di bidang seni pertunjukan. Melalui ekstrakurikuler teater, mereka membuktikan bahwa kehidupan di pesantren tidak hanya terbatas pada kegiatan mengaji dan belajar, tetapi juga memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas.
Kelompok teater santri yang tergabung dalam "Teater Pitulikur" sukses menggelar pementasan berjudul Kecekek, yang mendapat respons positif dari masyarakat. Tidak hanya tampil di dalam lingkungan pesantren, para santri juga membawa pertunjukan mereka ke ruang publik, memungkinkan lebih banyak orang untuk menyaksikan karya seni yang mereka garap dengan penuh dedikasi.
Pementasan ini berlangsung pada Jumat malam (7/2/2025) hingga dini hari Sabtu (8/2/2025) di Gedung Kesenian Kabupaten Jombang. Ahmad Rafi Fahmi, selaku pimpinan produksi, menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama kelompok teater santri tampil di luar pesantren. “Sebanyak 30 santri dari tingkat SMP dan SMA terlibat dalam pementasan ini. Mereka telah menjalani latihan intensif selama beberapa bulan demi memberikan pertunjukan terbaik,” ujarnya.
Sutradara Kecekek, Ahmad Maulana Akbar, menjelaskan bahwa naskah teater ini mengangkat kisah kehidupan sehari-hari yang sarat makna. Cerita berpusat pada tokoh Karno, seorang kakek yang hidup bersama cucunya dan seekor kambing peliharaan bernama Siti. Karno harus bekerja keras demi menghidupi keluarganya, tetapi kondisi ekonomi yang sulit membuatnya terjerat utang kepada para tetangganya yang lebih berada.
“Pesan moral dari pementasan ini adalah pentingnya kerja keras dan ketekunan dalam menjalani hidup. Anak-anak muda perlu menanamkan semangat berjuang agar tidak mengalami kesulitan di masa tua. Lewat pementasan ini, para santri tidak hanya belajar seni teater, tetapi juga mendapatkan pelajaran berharga tentang kehidupan,” ungkap Ahmad Maulana.
Pementasan perdana Kecekek ini berhasil menarik perhatian sekitar 200 penonton yang datang dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, tokoh seni, serta para santri dari pesantren lain. Mereka memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya para santri dalam mengembangkan seni budaya di tengah lingkungan pesantren.
Dengan keberhasilan ini, Teater Pitulikur berencana untuk mengadakan pementasan berikutnya dan membuka kesempatan bagi lebih banyak santri untuk terlibat. “Kami ingin membuktikan bahwa santri juga bisa berkreasi dan berkontribusi dalam dunia seni tanpa meninggalkan nilai-nilai pesantren,” tambah Ahmad Rafi Fahmi.
Ke depan, Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso berkomitmen untuk terus memberikan dukungan terhadap pengembangan bakat santri di berbagai bidang, termasuk seni teater. Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pesantren lainnya untuk turut memberikan ruang bagi kreativitas santri dalam berkarya.(Red.AL)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram