Tuesday, December 3, 2024

Inspirasi Tak Terbatas Usia: Kisah Chamimah, Guru Surabaya yang Dedikasikan Hidup untuk Pendidikan

Inspirasi Tak Terbatas Usia: Kisah Chamimah, Guru Surabaya yang Dedikasikan Hidup untuk Pendidikan

 


 Surabaya, rakyatindonesia.com - Chamimah, seorang guru asal Surabaya, kembali menjadi sorotan karena dedikasinya yang luar biasa dalam dunia pendidikan. Perempuan berusia 81 tahun ini telah mengajar selama lebih dari enam dekade, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya.

Chamimah, yang telah mengabdikan dirinya sebagai guru taman kanak-kanak sejak 1963, viral di media sosial setelah diketahui bahwa selama puluhan tahun ia hanya menerima gaji sebesar Rp 300 ribu per bulan. Namun, semangatnya untuk mencerdaskan generasi muda tak pernah pudar.

Ikhtiar Tiada Henti

Pada tahun 2020, Chamimah membuat sejarah ketika ia lulus dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Muhammadiyah Surabaya di usia 78 tahun. Ia menyelesaikan tugas akhirnya yang membahas kecerdasan bahasa anak usia dini, sebuah bukti dedikasinya pada bidang pendidikan.

“Saya merasa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Selama kita bersungguh-sungguh, ilmu selalu bisa diraih,” ujarnya saat diwawancarai. Chamimah juga menceritakan bagaimana teman-teman sekelas yang seusia cucunya selalu menyemangatinya untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu.

Adik Mantan Wakil Presiden

Fakta lain yang membuat publik semakin kagum adalah Chamimah merupakan adik dari mantan Wakil Presiden Indonesia, Try Sutrisno. Namun, ia memilih menjalani hidup sederhana sebagai pendidik, tanpa memanfaatkan nama besar keluarganya.

Netizen pun berbondong-bondong memberikan komentar, mulai dari kekaguman terhadap perjuangannya hingga harapan agar pemerintah atau masyarakat dapat memberikan penghargaan yang layak untuknya.

Harapan untuk Masa Tua yang Lebih Sejahtera

Komentar-komentar di media sosial banyak yang menyuarakan pentingnya memberikan perhatian lebih bagi guru-guru seperti Chamimah. “Semoga beliau bisa menikmati masa tuanya dengan lebih sejahtera,” tulis salah satu pengguna Twitter.

Bagi Chamimah, kebahagiaan terbesarnya adalah melihat anak didiknya tumbuh menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat. “Saya hanya ingin terus berbuat baik. Pendidikan adalah ibadah bagi saya,” pungkasnya.

Kisah Chamimah menjadi pengingat bahwa pengabdian sejati tidak mengenal usia atau materi. Inspirasi dari seorang guru sederhana ini menggugah hati kita untuk terus menghargai jasa para pendidik.(red.k)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved