Jumat, 26 Juli 2024

Sebanyak 10 Kios Pasar Grosir Ngronggo Kota Kediri Belum Terisi, kok Bisa?

Sebanyak 10 Kios Pasar Grosir Ngronggo Kota Kediri Belum Terisi, kok Bisa?

  


KEDIRI,   rakyatindonesia.com  - Dari ratusan kios baru yang dibangun oleh Paguyuban Pedagang Pasar Grosir Ngronggo, belum semua terisi pedagang. Setidaknya ada 10 kios yang hingga kemarin belum laku alias belum ditempati pedagang. Lapak yang merupakan jatah Perumda Pasar Joyoboyo itu memang dibiarkan kosong karena menunggu arahan Pemkot Kediri sebagai pemilik aset.

Untuk diketahui, total ada 107 kios yang dibangun oleh Paguyuban Pedagang Pasar Grosir Ngronggo dengan sistem built, operate, and transfer (BOT) atau bangun, guna, dan serah. Sesuai undang-undang (UU), dengan sistem tersebut Perumda Pasar Joyoboyo mendapat jatah 10 persen atau 10 kios.

Kios itulah yang hingga kemarin belum ditempati pedagang. “Kami mendapat fasilitas umum (fasum) dan 10 kios,” kata Dirut Perumda Pasar Joyoboyo Jauhari Lutfi sembari menyebut fasum meliputi jalan, sarana MCK, dan taman yang jadi kewenangan perusahan daerah.

Mengapa 10 kios yang sudah diresmikan sejak 29 Juni lalu itu belum kunjung diisi pedagang? Pria yang akrab disapa Lutfi itu menyebut pihaknya masih menunggu persetujuan Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri Zanariah sebagai kuasa pemilik modal (KPM) perumda.

“Untuk menggunakan kios ini menggunakan sistem gimana, beliau (Pj wali kota, Red) yang mengizinkan. Kalau beliau tidak mengizinkan kita juga nggak menggunakan ini,” lanjut Lutfi sembari menyebut pemanfaatan kios Pasar Grosir Ngronggo masih dalam proses review inspektorat.

Adapun untuk 97 kios yang dikelola oleh paguyuban, menurut Lutfi pihaknya tidak ikut campur. Selain mengelola kios selama 10 tahun, menurut Lufti paguyuban pedagang diwajibkan menyetor kontribusi Rp 252 juta per tahunnya ke perumda.

Pantauan koran ini kemarin, dari total 97 kios yang dikelola oleh paguyuban, belum semuanya buka. Selain 10 kios milik perumda yang memang masih dikosongkan, sedikitnya ada 10 kios lain yang dikelola paguyuban yang lapaknya masih tutup.

“Sebenarnya sudah laku semua (kios yang dikelola paguyuban, Red). Tapi tidak tahu kenapa belum buka. Mungkin karena bulan Sura,” ungkap Kevin, 23, pedagang bawang merah di Pasar Grosir Ngronggo.

Seperti diberitakan, pembangunan Pasar Grosir Ngronggo digagas sejak 2014 silam. Rencana pembangunan mandek karena terhambat status lahan dan terkait izin. Belakangan diputuskan opsi pembangunan dengan sistem BOT oleh paguyuban pedagang.

Ada tiga jenis pedagang yang menempati lapak baru. Yakni, para pedagang yang sudah membayar down payment (DP) sejak awal 2014 silam ke paguyuban. Kategori kedua, pedagang di belakang yang ingin mengembangkan kiosnya. Terakhir, masyarakat Kota Kediri yang memang ingin berdagang di pasar grosir.(Red.AL)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved