Sunday, February 4, 2024

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Malah Temukan Fosil

 Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Malah Temukan Fosil

 


Pangandaran, rakyatindonesia.com - Mahasiswa KKN Universitas Padjajaran (Unpad) menemukan sebuah potongan fosil saat sedang menjalani kegiatan di Desa Bangunkarya, Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran. Fosil tersebut ditemukan oleh mahasiswa KKN kelompok 58.


Pembimbing lapangan KKN kelompok 58 Mohamad Sapari Dwi Hadian menerangkan, potongan fosil Gastropoda & Pelecypoda itu ditemukan saat mereka sedang mencari durian jatuh di pekarangan rumah milik Sukaedin, Kepala Dusun Mekarmulya.

Sapari menyebut, potongan fosil yang ditemukan ini melengkapi temuan fosil lain yang sebelumnya ditemukan di Desa Bangunkarya. Sebelumnya, PPM Fakultas Teknik Geologi Unpad juga pernah menemukan potongan fosil seperti Cephalopoda, Conus, dan potongan gigi hiu Megalodon.


Hal ini menurut Sapari akan menambah daya tarik Desa Bangunkarya yang dikembangkan menjadi Kampung Wisata Cisangkal. Dia menjelaskan, temuan fosil tersebut menandakan Desa Bangunkarya dulunya adalah bagian dari lautan.



"Temuan fosil menjadi potensi untuk akademisi dalam melakukan penelitian serta dapat menjadi daya tarik wisatawan," kata Sapari dalam keterangannya, Minggu (4/2/2024).


Untuk meneliti lebih jauh mengenai temuan potongan fosil itu, tim PPM FTG Unpad memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi dan upaya memperkuat menjadi kawasan Kampung Wisata Cisangkal.


Sapari mengungkapkan, sosialisasi dilakukan dengan memberi informasi kepada masyarakat mengenai pengetahuan umum fosil, jenis fosil, serta cara memperlakukan fosil saat ditemukan hingga dokumentasi yang harus dilakukan.


"Masyarakat juga diajak melihat keadaan fosil secara langsung di lapangan, yaitu ke pekarangan rumah Sukaedi, lokasi terakhir penemuan dua potongan fosil tersebut," jelasnya.


"Tim kemudian memberikan simulasi bagaimana tindakan yang tepat pada saat menemukan fosil," imbuhnya.


Lebih lanjut, Sapari mengungkapkan, sosialisasi itu menjadi tahap dalam perkembangan potensi geowisata di Desa Bangunkarya, khususnya dalam perkembangan penelitian fosil.


"Fosil yang melimpah ini akan menjadi potensi yang berguna di masa yang akan datang, bukan hanya untuk para akademisi namun juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar," tutup Sapari.(red.w)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2020 Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA | All Right Reserved