Dalam aksinya, sebelum melakukan dialog dengan pihak sekolah mereka melakukan beberapa aksi teatrikal. Aksi tersebut sebagai simbol atas kebijakan sekolah.
Salah satu aksi teatrikal itu yakni menggunakan payung lazimnya orang kehujanan atau kepanasan. Aksi itu sebagai simbol bahwa suasana di sekolah saat ini panas karena pepohonan di sekolah ditebang.
Selain itu, mereka sengaja memasang poster di setiap kaca jendela kelas. Poster itu dengan berbagai tulisan berisi keluh kesah para siswa. Pun bentuk protes keras terhadap kebijakan ekstra kurikulum pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Salah satu siswa peserta aksi damai, Fadil, mengaku sangat kecewa dengan semua kebijakan kepala sekolah. Di antaranya kebijakan kepala sekolah menebangi pohon yang selama ini jadi peneduh lingkungan sekolah.
"Kami satu suara, agar kapala sekolah turun dari jabatannya karena kebijakannya telah menghilangkan kultur di Smasa ini yang kita jaga dari dulu," ketusnya saat dikonfirmasi jurnalis, Jumat (5/1/2024).
Fadil juga mengatakan para siswa tergerak untuk menyuarakan ketika para guru banyak yang terintimidasi atas kebijakan kepala sekolah.
"Salah satu contoh, sejak dia menjabat marching band yang menjadi ikon sampai tingkat internasional, kini dihilangkan," pungkas Fadil.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMAN 1 Situbondo, Marta Mila Sugesti mengatakan bahwa ia memang sengaja meminta mengumpulkan semua para siswa sebagai wujud demokrasi.
Marta menegaskan selalu memberi kesempatan siswa untuk mau bicara dan mengapresiasikan pendapatnya. Karena para siswa tersebut dianggap anak-anaknya sendiri.
"Tentang pohon, kenapa ditebang? Karena di cuaca ekstrem hujan dan angin, pohon itu rawan tumbang. Dan kami juga sudah koordinasi pihak dinas terkait," imbuhnya.
Marta menjelaskan tentang kegiatan drum band, tidak bisa berkegiatan atau latihan malam karena banyak wali murid tidak setuju.
"Ini juga untuk menjaga keselamatan siswa. Lantas alasan kedua, agar anak-anak tak terlalu capek karena esok paginya kan harus belajar lagi," pungkas Marta.(red.w)
"Kami satu suara, agar kapala sekolah turun dari jabatannya karena kebijakannya telah menghilangkan kultur di Smasa ini yang kita jaga dari dulu," ketusnya saat dikonfirmasi jurnalis, Jumat (5/1/2024).
Fadil juga mengatakan para siswa tergerak untuk menyuarakan ketika para guru banyak yang terintimidasi atas kebijakan kepala sekolah.
"Salah satu contoh, sejak dia menjabat marching band yang menjadi ikon sampai tingkat internasional, kini dihilangkan," pungkas Fadil.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMAN 1 Situbondo, Marta Mila Sugesti mengatakan bahwa ia memang sengaja meminta mengumpulkan semua para siswa sebagai wujud demokrasi.
Marta menegaskan selalu memberi kesempatan siswa untuk mau bicara dan mengapresiasikan pendapatnya. Karena para siswa tersebut dianggap anak-anaknya sendiri.
"Tentang pohon, kenapa ditebang? Karena di cuaca ekstrem hujan dan angin, pohon itu rawan tumbang. Dan kami juga sudah koordinasi pihak dinas terkait," imbuhnya.
Marta menjelaskan tentang kegiatan drum band, tidak bisa berkegiatan atau latihan malam karena banyak wali murid tidak setuju.
"Ini juga untuk menjaga keselamatan siswa. Lantas alasan kedua, agar anak-anak tak terlalu capek karena esok paginya kan harus belajar lagi," pungkas Marta.(red.w)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram