Surabaya, rakyatindonesia.com - Presiden Joko Widodo memerintahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadi orkestrator penelitian. Jokowi menyebut, BRIN harus merancang kebutuhan riset untuk menjawab tantangan ke depan. Dia juga sempat menyinggung keberhasilan Vietnam dalam riset.
"Saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk menjadi orkestrator penelitian bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita, untuk menjawab tantangan yang akan kita hadapi itu apa dan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di depan kita itu apa," kata Jokowi saat membuka forum rektor se-Indonesia di Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya, Senin (15/1/2024).
Menurut Jokowi, BRIN hanya lah sebagai orkestratornya, namun yang memiliki peran penting yakni perguruan tinggi. Jokowi titip pesan pada rektor agar perguruan tinggi bisa berperan maksimal untuk melakukan riset.
"Yang paling penting kuncinya ada di perguruan tinggi, bukan di BRIN, tapi di perguruan tinggi risetnya itu yang harus kita geser, orkestratornya dari BRIN, tapi perguruan tinggi peran untuk riset dan development-nya harus betul-betul di perguruan tinggi," beber Jokowi.
"Artinya tadi, ada di anggarannya harus besar, nggak apa dimulai tahun ini, nanti kan sudah ganti presiden, tapi dimulai dulu yang gede. Presiden yang akan datang pasti mau tidak mau melanjutkan, entah itu 01, entah itu 02, entah itu 03," imbuhnya.
Sebelumnya, Jokowi sempat menyinggung soal Vietnam yang sangat menghargai para periset. Jokowi menyebut, hal ini membuat Vietnam hampir melangkahi pendapatan per kapita Indonesia.
"Saya kemarin di Vietnam mendapatkan informasi ada satu perusahaan di sana, RnD-nya memiliki 2.400 meneliti, ini swasta. Begitu mereka sangat menghargainya yang namanya riset, termasuk Tiongkok juga sama," jelas Jokowi.
Untuk itu, Jokowi meminta agar Indonesia tak lagi santai. Sebab, Indonesia yang 30 tahun lebih dulu merdeka daripada Vietnam, kini pendapatan per kapitanya hampir disusul Vietnam.
"Vietnam income per kapitalnya kira-kira 4.300 US Dollar. Kita sekarang kira-kira sudah 5.100 US Dollar padahal mulainya Vietnam di tahun 1975, itu baru selesai perang. Artinya 30 tahun duluan kita. Tapi mereka ngebut kencang dan lagi-lagi income per kapitanya hampir melampaui kita," ungkapnya.
"Kalau kita banyak monoton dan santai-santai saja bisa sebentar lagi dilangkahi Vietnam, ini yang kita tidak mau," imbuh Jokowi.
Jokowi pun meminta perguruan tinggi hingga BRIN 'ngebut' untuk mencetak SDM unggul dan berkualitas.
"Lembaga pendidikan tinggi memiliki peran yang strategis untuk mencetak SDM unggul dan SDM yang berkualitas, yang sering juga kita sampaikan yang bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan tapi yang mau terus belajar, SDM yang kuat fisik mental dan moralnya, SDM yang inovatif menghasilkan karya-karya yang berkualitas," pesan Jokowi.
"Di sisi lain perguruan tinggi juga punya tugas menjadi lembaga riset, kuncinya di sini yang tadi saya lupa menyampaikan, Vietnam itu antara universitas dan industri sambung. Desain besarnya pemerintah dan universitas, industri itu bisa sambung semuanya, itu yang luar biasa," tambahnya. (red.w)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram