Cirebon, rakyatindonesia.com - Cirebon merupakan sebuah daerah yang pernah menjadi lokasi berdirinya kerajaan bercorak Islam ternama dari Jawa Barat. Kerajaan tersebut bernama Kesultanan Cirebon.
Maka tak heran, jika di daerah yang terletak di lintas utama jalur pantura ini banyak menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah bernuansa Islam.
Salah satu peninggalan bersejarah yang kental dengan nuansa Islam adalah tempat ibadah berupa masjid. Ada banyak masjid bersejarah di Cirebon yang hingga kini masih eksis dan tetap digunakan sebagai tempat beribadah.
Dari sekian banyaknya masjid tua dan bersejarah yang ada di daerah berjuluk 'Kota Udang' ini, salah satunya adalah Masjid Al Karomah. Masjid ini beralamat di Desa Depok, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon.
Suasana sejuk dan asri sangat terasa saat berkunjung ke masjid ini. Lokasinya yang jauh dari keramaian membuat masjid ini cukup terlindung dari kebisingan.
Tidak hanya itu, tempat ibadah yang juga dikenal dengan nama Masjid Keramat Depok ini juga memiliki pemandangan indah. Hamparan sawah yang berada di sebrang masjid menjadi suguhan yang menyegarkan mata.
Rimbunnya pepohonan besar yang banyak tumbuh di sekitar masjid juga semakin memberikan kesan teduh dan menenangkan. Terlebih, letak masjid itu pun sangat dekat dengan aliran sungai.
Dengan suasana alam yang ada di sekelilingnya, membuat masjid ini menjadi tempat sangat cocok untuk menyesap ketenangan dan kekhusyukan dalam menjalani ibadah.
detikJabar sempat berbincang-bincang dengan juru kunci Masjid Al Karomah, Fanani. Ia pun menjelaskan tentang sejarah dari masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat di Desa Depok itu.
Untuk usianya, Fanani sendiri mengaku belum bisa memastikan tahun berapa tepatnya masjid tersebut mulai dibangun. Hanya saja, ia memperkirakan jika Al Karomah sudah ada pada sekitar abad ke-14 atau ke-15.
"Kalau berdirinya diperkirakan antara akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15. Bisa jadi usianya satu era dengan Masjid Sang Ciptarasa yang ada di Kasepuhan," kata Fanani saat ditemui di kediamannya di Desa Depok, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, baru-baru ini.
Dilihat dari bentuk bangunannya, masjid ini memiliki desain yang menarik dan berkesan klasik. Bentuk bangunan tersebut menunjukkan jika masjid tersebut sudah berusia tua.
Warna merah mendominasi hampir di seluruh sudut bangunan masjid. Tumpukan batu bata merah tersusun rapih mulai dari pagar hingga bagian dalam masjid.
Tempat Favorit untuk Beritikaf
Selain bangunannya yang unik dan menarik, Masjid Al Karomah juga ternyata mempunyai keistimewaannya tersendiri hingga sering didatangi oleh orang-orang dari berbagai daerah.
Menurut Fanani, tidak jarang ada orang-orang yang datang dan menetap di masjid ini hingga berbulan-bulan. Mereka datang untuk beritikaf dan menjalani berbagai macam kegiatan ibadah. Seperti salat, zikir, hingga puasa.
"Jadi masjid ini selain untuk ibadah salat, juga menjadi tempat itikaf. Banyak orang-orang yang datang dari berbagai daerah. Ada yang dari Jakarta dan daerah-daerah lainnya," kata Fanani.
Fanani menuturkan, mereka yang datang untuk beritikaf ke masjid ini biasanya adalah orang-orang yang memiliki berbagai macam persoalan hidup. Seperti masalah pekerjaan, rumah tangga dan lain-lain.
"Memang banyak yang datang ke masjid (Al Karomah) dengan permasalahannya sendiri-sendiri. Kata orang-orang kalau itikaf di sini itu merasa tenang karena jauh dari keramaian," kata dia.
"Di depan masjid itu ada sawah. Kemudian kalau malam, suara air di aliran sungai itu terdengar jelas. Jadi mereka merasa tenang," tutur Fanani.
Fanani sendiri mengaku sudah sangat terbiasa melihat adanya orang-orang yang sedang melakukanitikaf di Masjid AlKaromah. Ia juga sering bergaul dengan orang-orang yang sedang menjalaniitikaf di masjid tersebut.
Tahlilan dan Haul
Fanani mengatakan, Masjid Al Karomah memiliki kegiatan yang rutin digelar di malam-malam tertentu. Salah satunya adalah kegiatan tahlilan yang biasa digelar setiap malam jumat.
"Kalau untuk kegiatan rutin mingguan itu ada tahlilan. Salah satunya Tahlilan setiap malam jumat," kata Fanani.
Selain itu, masyarakat di Desa Depok juga memiliki tradisi yang rutin diadakan setiap tahun. Kegiatan tersebut yakni haul para sesepuh desa setempat.
"Kalau dulu Haul itu sebelum (bulan) puasa. Tapi kalau sekarang sudah ditetapkan setiap bulan Juli," terang Fanani.
Dalam tradisi itu, masyarakat akan berziarah ke sejumlah makam para sesepuh yang ada di desa setempat. Setidaknya ada belasan makam yang diziarahi dalam tradisi Haul tersebut.
Fanani mengatakan, makam-makam yang diziarahi merupakan tempat dikebumikannya orang-orang soleh. Beberapa di antaranya yaitu makam Syekh Maujud dan makam Syekh Pasiraga.
Ia menyebut, Syekh Pasiraga sendiri merupakan cucu dari Syekh Syarif Hidayatullah atau yang juga dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
"Kalau haul itu kita tahlil keliling ke setiap makam. Di sini itu ada 13 maqbaroh (makam). Jadi kita tahlil di 13 tempat," kata dia.
Fanani menambahkan, haul sesepuh di desa Depok merupakan salah satu tradisi yang selalu diikuti oleh banyak masyarakat. Baik masyarakat dari desa setempat maupun dari luar daerah.
"Ketika acara haul yang ikut itu sampai ribuan orang. Mulai dari warga desa sampai orang-orang dari luar daerah," kata dia. (red.w)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram