Narasi dalam metode ini bisa membingkai wacana humor atau seni pertunjukan yang diharapkan memancing tawa penikmat humor atau penonton. Roasting bisa digunakan untuk branding politik, atau sebaliknya sebagai “serangan” atau kritik politik ke lawan politik.
Roasting bagian dari pengembangan genre stand up comedy, yang dikenalkan oleh para komika di Universitas Oxpford, 1966. Lalu, metode komunikasi ini dikenalkan di Indonesia pada 1970-an, yang dikemas melalui film-film Warkop. Dalam bagian tertentu, aksi panggung para aktor Srimulat bisa dikategorikan stand up konvensional. Stand up modern sebagai panggung pertunjukan, dimotori oleh Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika, mulai 2010. Dia menggagas kompetisi stand up yang disiarkan televisi swasta. Acara ini didukung oleh komika senior seperti Indro Warkop dan Butet Kertaradjasa.
Mereka mendukung dengan menjadi juri kompetisi komika. Sejak penampilan komika solo popular, roasting muncul menjadi semacam genre baru yang dikemas dalam bentuk stand up comedy roasting, yang menjadikan tokoh tertentu sebagai objek “yang digoreng”. Sebelum ini, komika-komika Amerika telah melakukannya dan materi roasting seputar politik.
Melalui panggung stand up, talk show yang menjemukan menjadi menarik dan geer. Apalagi, materinya seputar politik, panggung stand up menjadi ajang pendewasaan demokrasi.
Apa hubungannya dengan debat capres? Melihat dinamika dalam debat calon presiden (capres) putaran tiga (7/1/2024), saya membayangkan materi debat tentang pertahanan memiliki bobot yang berat. Suasana debat yang tegang menghias sebagian besar durasi waktu talk show tersebut.
Saya menduga, suasana tegang dan kaku itu tidak terjadi andaikata setiap capres bisa menggunakan bahasa-bahasa joke dan narasi cair, yang digunakan oleh komika-komika, atau, bahkan bahasa awam. Memang sih, debat capres dan debat sejenis lainnya belum pernah menggunakan metode roasting beserta jokes-jokes-nya.
Suasana debat yang layaknya tontonan yang menghibur dan tuntunan menjadi pedoman pemilih, tidak didapatkan dalam forum debat capres-cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Metode roasting dalam skala minimum sebenarnya telah diterapkan dalam debat oleh capres nomor urut satu Anies Baswedan dan capres nomor urut dua Ganjar Pranowo. Mereka menerapkan metode itu untuk memancing capres nomor dua Prabowo Subianto, untuk mengungkapkan berbagai kelemahan dalam program Kementerian Pertahanan, institusi yang dipimpinnya. (red. Am)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram