Jakarta, rakyatindonesia.id - Banjir rob menenggelamkan kawasan pesisir Jawa Tengah (Jateng) hingga ke Semarang. Tahun lalu, pakar geodesi sudah mengingatkan soal potensi Semarang tenggelam yang membuat Ganjar Pranowo ditegur Megawati.
Sebagaimana diketahui, tahun lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pernah mengingatkan soal ancaman Jakarta tenggelam. Pernyataan Joe Biden ini ramai dibicarakan dan menjadi atensi bagi para pejabat terkait.
Namun kala itu Kepala Laboratorium Geodesi dari ITB, Dr Heri Andreas, menjelaskan yang lebih berpotensi tenggelam adalah kawasan pesisir di Jawa Tengah dan Semarang.
Heri Andreas awalnya mengungkap penurunan permukaan tanah di Jakarta memang sempat sangat mengkhawatirkan pada 2007-2011. Kala itu 14 persen wilayah Jakarta yang sudah berada di bawah laut akan tergenang permanen bila tidak dibuatkan tanggul dan meninggikan infrastruktur di Muara Baru, Pluit, dan sekitarnya.
Namun Andreas menepis pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Bidan bahwa Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Sebab, dari kajiannya, laju penurunan permukaan tanah di Jakarta sudah melandai. Kondisi yang sangat mengkhawatirkan itu, kata Heri, yang juga anggota Pokjanas Mitigasi Adaptasi Land Subsidence, justru terjadi di Pekalongan, Semarang, dan Demak.
Jika dalam 10 tahun ke depan tidak ada upaya manajemen risiko yang baik, ia melanjutkan, prediksi tenggelamnya wilayah-wilayah ini akan lebih pasti dibandingkan Jakarta. "Kalau Jakarta sih tidaklah. Pernyataan Presiden Biden itu bagus untuk penyadaran kita," ujarnya.
Terkait banjir rob di Jateng dan Semarang ini, Ganjar juga sudah pernah ditegur oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Teguran soal banjir rob itu diungkapkan Megawati dalam pertemuan secara virtual dengan Ganjar dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 5 Agustus 2021. Konteksnya masih soal menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden soal Jakarta bakal tenggelam 10 tahun lagi.
"Dengar Joe Biden ngomong begitu, 10 tahun lagi, batin saya, 'enak banget loh', loh iya dong. Saya langsung ngomong sama Pak Jokowi, itu Presiden Amerika loh, bagus dia bisa ngomong kayak gitu. Karena biasanya orang kita baru dengerin kalau orang asing ngomong," kata Megawati, Kamis (5/8/2021).
Setelah itu, baru Megawati mengungkapkan tegurannya ke Ganjar soal potensi banjir rob menerjang pesisir Jateng. Megawati mewanti-wanti soal Pelabuhan Semarang.
"Tadi sekilas saya lihat ada Pak Ganjar. Jadi kalau masih mendengarkan saya, nah iki (Ganjar merespons Megawati). Itu kan dari awal kamu saya jadikan (calon gubernur) kamu kan sudah pernah to saya omongi. Urusan Pelabuhan Semarang dan sebagainya," ucap Megawati.
Ganjar Akui Ditegur Megawati soal Banjir Rob
Ganjar pun mengakui pernah ditegur Megawati soal potensi banjir rob menerjang pesisir Jateng. Ganjar mengungkapkan teguran itu disampaikan Megawati secara langsung.
"Sebenarnya bukan saya pribadi, tidak hanya dari Joe Biden, tapi dari Bu Mega juga kemarin 'Hei Ganjar bagaimana itu rob-nya?'. 'Hai, Bu, siap'," kata Ganjar dalam Webinar Jakarta Tenggelam bersama Ikatan Alumni ITB, Selasa (10/8/2021).
Ganjar saat itu juga mengakui beberapa wilayah di Jateng sudah tenggelam. Penyebabnya adalah penurunan permukaan tanah atau land subsidence, seperti yang terjadi di Desa Bedono di Kecamatan Sayung, Demak.
Ganjar menjelaskan penurunan permukaan tanah menimbulkan kerusakan bagi rumah-rumah penduduk di Desa Bedono, yang notabene merupakan kawasan pesisir. Bahkan politikus PDIP itu mengungkapkan, di Brebes, ada satu wilayah yang tenggelam dan kini menjadi hutan bakau.
"Kemudian ada (di) Pekalongan yang sekarang cukup terancam. Tapi sebenarnya di Brebes sudah sudah terjadi satu area yang sudah tenggelam dan sekarang jadi hutan bakau," katanya.
Seperti diketahui, banjir rob menerjang Pelabuhan Tanjung Mas hingga kawasan pesisir Semarang. Di Semarang, ada 8.000 keluarga yang terdampak.
BMKG mengungkapkan banjir rob di Jateng terjadi akibat fenomena alam, yakni terjadi puncak pasang tertinggi karena posisi jarak bumi dan bulan yang dekat.
"Pertengahan Mei hingga Juni merupakan puncak pasang tertinggi disebabkan posisi jarak bumi dan bulan relatif dekat dan memicu air pasang tinggi," kata Ganis dilansir awak media, Senin (23/5/2022).(hum.Ad)
FOLLOW THE Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Rakyat-Indonesia.com | REFERENSI BERITA INDONESIA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram